Lebih dekat lagi berbicara tentang Surabaya. Salah satu keunikan dari kota Surabaya dibandingkan kota-kota lainnya yakni terdapat pada logo / lambang kota.
Sebuah makna yang mendalam pada Logo tersebut, meskipun penulis tidak tahu sebelumnya asal muasal logo tersebut. Berikut penulis akan menjelaskan tentang salah satu kebanggaan warga Surabaya yaitu Lambang Kota.
Apa istimewanya Ikan Hiu dan Buaya ?
Banyak versi yang mengupas tuntas tentang hal tersebut, baik secara legenda maupun secarah sejarah.
Secara legenda sendiri menurut pendapat LCR. Breeman, salah seorang pimpinan Nutspaarbank menceritakan kalau lambang dari Ikan Hiu yang lebih dikenal dengan Ikan Sura ini bertarung dengan Buaya demi memperebutkan kekuasaan di darat dan laut. Cerita inilah yang hingga kini turun-temurun kebeberapa generasi berikutnya. Dan juga cerita ini bisa di ibaratkan menjadi konsumsi wajib seorang cucu dari kakeknya.
Cerita lain ada yang menceritakan bahwa Ikan Sura dan Buaya adalah adopsi dari pertarungan hidup mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Adipati Jayenggrono sendiri adalah seseorang yang diutus Raden Wijaya untuk memimpin kraton yang didirikannya di Ujunggaluh, setelah mengalahkan pasukan Tar Tar. Namun karena ketakutan Majapahit yang melihat Adipati Jayengrono yang semakin kuat dan mandiri bahkan menguasai ilmu “Buaya”, maka diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu “Sura” untuk beradu kesaktian dipinggir sungai Kali Mas.
Pertarungan tersebut berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Hingga akhirnya pertarungan itu berakhir tragis, keduanya meninggal karena kehabisan darah.
Secara sejarah sendiri logo Surabaya tidak hanya ditampilkan sebagai sosok binatang, namun secara mitologi, kedua binatang tersebut sudah menjadi semangat kepahlawanan seperti yang dimiliki Raden Wijaya.
Dan dalam perkembangannya logo Surabaya juga mengalami transformasi. Pada jaman kolonial, Ikan Sura (hiu) dan baya dalam tampilan emblem yang lebih sempurna. Posisinya masih sama, ikan hiu diatas dan buaya dibawah dalam posisi sigap dan waspada. Namun yang membedakan yaitu ada dua singa berwarna oranye yang mengapit dan benteng adalah lambang negeri Belanda.
Hingga akhirnya DPRS Kota Besar Surabaya menetapkan dan memutuskan mengenai Lambang Kota Surabaya yang berlaku pada tanggal 19 Juni 1955, dengan putusan No. 34/DPRDS. Disamping itu juga diperkuat dengan Keputusan Presiden R.I. No. 193 tahun 1956 tanggal 14 Desember 1956. Adapun isinya sebagai berikut :
1. Lambang berbentuk perisai segi enam yang distilir (gesty leerd), yang maksudnya melindungi Kota Besar Surabaya
2. Lukisan Tugu Pahlawan melambangkan kepahlawanan putra-putri Surabaya dalam mempertahankan Kemerdekaan melawan kamum penjajah.
3. Lukisan ikan Sura dan Baya yang berarti Sura Ing Baya melambangkan sifat keberanian putra-putri Surabaya yang tidak gentar menghadapi sesuatu bahaya.
4. Warna-warna biru, hitam, perak (putih) dan emas (kuning) dibuat sejernih dan secermelang mungkin, agar dengan demikian dihasilkan suatu lambang yang memuaskan.
Dan seterusnya Lambang Kota ini yang menjadi identitas Kota Pahlawan.
Surabaya… sebuah kota yang menyimpan sejuta makna…